Rabu, 18 April 2012

Kebutuhan Asuransi di Tiap Tahap Kehidupan

Kebutuhan Asuransi di Tiap Tahap Kehidupan - Kebutuhan asuransi setiap orang dalam tahap kehidupan akan berubah seiring waktu. Pada saat masih muda Asuransi Jiwa dipandang kurang perlu, akan tetapi pada saat mulai memasuki gerbang pernikahan dimana biaya kebutuhan hidup semakin meningkat dan tanggung jawab terhadap keluarga sangat dibutuhkan, maka kebutuhan akan asuransi pun meningkat, kemudian ketika tanggung jawab anda mulai berkurang, anak-anak anda sudah mandiri dan kekayaan anda terkumpul maka kebutuhan akan asuransi kembali menurun.

Mari kita lihat studi kasus dibawah ini bagaimana kebutuhan asuransi jiwa mengalami perubahan di tiap tahap kehidupan.

Masa lajang ( belum menikah )
Ketika anda masih lajang, memiliki pekerjaan dan mampu hidup mandiri, anda tidak lagi tergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan keuangan. Pada banyak kasus , kematian anda tidak akan menciptakan kesulitan bagi orang lain.  Pada masa lajang ini Asuransi jiwa bukanlah prioritas. Namun beberapa penasehat keuangan menganjurkan agar Membeli asuransi jiwa pada saat ini. Hal ini dikarenakan mumpung anda masih muda dan sehat sehingga mudah untuk mendapatkan asuransi jiwa dengan premi yang rendah. Anjuran ini memang sangat benar, terutama bila anda berasal dari keluarga yang memiliki riwayat kesehatan beresiko tinggi seperti diabetes, hipertensi, gagal jantung dll.

Sebagian besar produk asuransi jiwa yang dibeli oleh para lajang yang masih muda, adalah asuransi yang ada kaitannya dengan kewajiban. Misalnya asuransi jiwa untuk kredit kepemilikan rumah, atau kendaran. Asuransi  tersebut biasanya otomatis dibelikan oleh bank atas nama anda di awal pinjaman. Kebutuhan asuransi akan meningkat bila memiliki tanggungan untuk mendukung kehidupan orang tua atau saudara. Dalam situasi semacam ini Asuransi jiwa sangat dibutuhkan untuk menyediakan perlindungan finansial kepada mereka apabila anda meninggal dunia. 
Contoh studi kasus mengenai kebutuhan Asuransi pada masa lajang dapat dilihat dibawah ini:

Pada tahun 2008, Sapto yang saat itu  berusia 25 tahun dan telah hidup mandiri memutuskan untuk membeli polis asuransi jiwa dengan uang pertanggungan sebesar Rp. 200 juta, tiap bulan Sapto menyisihkan uang 500 ribu sampai dengan 1 juta untuk dikirimkan ke orang tuanya di Magelang untuk membantu membiayai sekolah adiknya yang masih SMA. Karena suatu kecelakaan lalulintas Sapto meninggal dunia, dari uang santunan Rp. 200 juta yang diterima dari perusahaan asuransi akhirnya adiknya dapat melanjutkan sekolahnya sampai ke perguruan tinggi walaupun sapto sudah tidak lagi bisa mendampingi.

Berumah Tangga

Bagi pasangan menikah yang belum memiliki anak , biasanya kebutuhan akan asuransi jiwa masih rendah, apabila anda dan pasangan sama-sama memiliki penghasilan dan belum mulai mencicil membeli rumah dengan KPR, kematian salah satu dari anda tidak akan menjadi bencana finansial bagi yang lain. Namun lain halnya setelah anda mulai mencicil membeli rumah dengan kredit pemilikan rumah ( KPR), beban pengeluaran akan terasa sangat berat bagi pasangan yang masih hidup karena semua harus ditanggung sendiri. Untuk memastikan pasangan yang masih hidup dapat mempertahankan taraf kesejahteraannya, Anda sebaiknya membeli Asuransi Jiwa  Hal ini akan memberikan ketenangan pikiran baik kepada anda maupun pasangan karena anda dan pasangan akan terlindungi secara finansial dari hal yang tidak diinginkan.

Membesarkan Anak

Ketika anda memiliki anak yang masih kecil, kebutuhan akan Asuransi jiwa mencapai puncaknya. Hal ini dikarenakan menyangkut masa depan anak nantinya. Dibanyak kasus dimana anda berdua bekerja mencari nafkah, jika salah satu dari anda meninggal dunia, pasangan yang masih hidup akan kesulitan untuk menutupi biaya kehidupan rumah tangga dan perawatan anak dengan sumber penghasilan tunggal. Asuransi Jiwa Sangat dibutuhkan terutama bagi keluarga yang hanya memiliki sumber penghasilan tunggal dimana penghasilannya tergantung sepenuhnya kepada satu orang. Jika  pencari nafkah utama meninggal tanpa asuransi jiwa maka malapetaka keuangan akan terjadi. Pada situasi apa pun, asuransi jiwa harus dimiliki secara cukup untuk menutupi pendapatan yang hilang akibat kematian pencari nafkah keluarga.

Masa Tua

Menginjak masa tua, dimana tanggungan anda sebagai orang tua sudah berkurang, anak- anak sudah mandiri secara finansial., cicilan rumah, mobil dan sebagainya sudah lunas sehingga asset keuangan anda menjadi cukup besar, Kebutuhan akan asuransi dimasa tua ini pun mulai menurun. Namun asuransi masih sangat dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan anda untuk masa depan misalnya untuk persiapan biaya rumah sakit, biaya pemakaman bahkan untuk mempersiapkan warisan. Berikut ini adalah contoh penggunaan asuransi untuk warisan pada kasus bapak Haryo (bukan nama sebenarnya).
Bapak Haryo di usia 60 tahun masih memiliki asuransi jiwa dengan pertanggungan Rp300 juta. beliau memiliki 3 anak perempuan, 2 diantaranya sudah menikah dan telah tinggal bersama suami mereka. Pada anak-anaknya yang sudah menikah, bapak Haryo membekali mereka dengan rumah ketika menikah. Kini Bapak Haryo sudah tidak memiliki tanah atau rumah untuk diberikan ke anak bungsunya yang masih lajang. Namun, dengan menunjuk anak bungsunya sebagai penerima santunan kematian, beliau berharap pembagian harta warisan ke anak-anaknya menjadi lebih adil.



commonlife

Tidak ada komentar:

Posting Komentar